Kamis, 07 Agustus 2008

PENCURIAN DI DESA BRONSA

Desa Bronsa sedang resah. Sudah empat malam terjadi pencurian di toko obat kerajaan. Pencurinya selalu mengambil obat yang sama. Padahal obat itu sangat mahal harganya. Raja Bronsa menawarkan hadiah 1000 keping emas bagi yang dapat menangkap pencurinya.

“Hadiah 1000 keping emas tidak sedikit… Andai aku tahu siapa pencurinya,” ujar Jacob si tukang kayu. Dia baru pulang dari pasar, menjual kayu bakar. Uangnya ingin ia berikan kepada sahabatnya, Andrew. Ibu Andrew sedang sakit. Jadi sudah empat hari ini Andrew tidak ikut menebang kayu.

“Moga-moga tiga keping emas ini cukup untuk membeli obat. Kasihan Andrew. Ia harus menjaga ibunya, dan tidak bisa ke hutan.”

“Andrew…”panggilnya begitu tiba di rumah Andrew. Dari dapur terdengar suara kelontangan panci, Jacob pun bergegas menuju dapur. Rupanya Andrew terkejut dengan kedatangan Jacob. Di tangannya terdapat sebuah bungkusan obat yang bercap kerajaan.

Jacob terkejut, “Dari mana kau dapatkan obat ini?”tanyanya.

“Aku mencurinya dari toko obat kerajaan. Habis ibuku perlu obat ini. Kata tabib, ibuku akan mati kalau tidak segera diobati.”

Jacob pucat pasi. Ternyata Andrew pencurinya! Bagaimana kalau prajurit kerajaan tahu? Desa Bronsa selalu menindak tegas orang yang melanggar peraturan, dam hukuman bagi pencuri adalah hukuman mati!

“Kau tidak boleh mencuri lagi!” larang Jacob.

“Tidak bisa! Ibuku harus minum obat ini enam kali berturut-turut. Hari ini baru empat kali ibuku minum obat ini. Aku haru mengambil obat ini lagi!”

“Tapi….:” Jacob tambah takut.
“Kalau kau sahabatku, aku mohon kau rahasiakan hal ini….”

Malamnya, Jacob tidak dapat tidur. Hatinya resah. Malam ini Andrew mencuri lagi. Dia ingin pergi bersamanya, tapi Andrew melarangnya ikut. Jacob berdoa supaya Andrew dapat kembali dengan selamat. Tiba-tiba…..

Tong tong tong….

Terdengar suara kentongan dipukul. Jacob pun berpakaian dan bergegas ke balai kota. Di sana sudah banyak orang berkumpul. Di atas panggung, tampak para prajurit membawa obor. Di tengah panggung ada seornag laki-laki yang diikat tali.

“Andrew..” pekik Jacob.

“Orang inilah yang mencuri di toko obat kerajaan!”seru hakim kerajaan.
“Ia harus dihukum gantung karena telah melanggar peraturan!” orang-orang berteriak-teriak. Raja dan ratu duduk di singgasana. Algojo memasang tali ke leher Andrew.

“Tunggu!” seru Jacob sambil menerobos kerumunan orang banyak. “Yang Mulia Raja dan Ratu, Yang Terhormat Hakim! Saya mohon dengarkanlah saya…,” ujarnya ketika berhasil tiba di hadapan Raja dan Ratu Bronsa.

Orang-orang terdiam.

“Saya tahu, teman saya ini bersalah. Tapi dia mencuri obat itu untuk menyembuhkan ibunya yang sakit keras. Hanya obat ini yang dapat menyembuhkannya. Obat ini sangat langka dan mahal, sementara kami hanya penebang kayu.”

“Oh, jadi kamu tahu kalau teman kamu mencuri, tapi tidak melaporkannya kepada kerjaan? Kalau begitu kamu juga harus dihukum!” teriak hakim kerajaan.
Dua orang algojo menarik Jacob naik ke atas panggung. Orang-orang kembali berteriak-teriak.

“Tunggu….,” titah Raja Bronsa. Orang-orang kembali terdiam. Beliau menatap Andrew, “Siapa namamu?”

“Andrew, Paduka.”

“Benar apa yang dikatakan sahabatmu? Kau mencuri obat ini untuk menyembuhkan sakit ibumu?” Andrew mengangguk pelan.

“Dan kau?” Raja Bronsa berpaling kepada Jacob.

“Nama saya Jacob, Paduka.”

“Paduka, jangan hukum sahabat saya. Sayalah yang bersalah. Dia tidak bersalah, dia hanya ingin melindungi saya.” Andrew berteriak-teriak.

“Lepaskan mereka berdua algojo,” perintah Raja Bronsa.

“Tapi….,” bantah hakim.

“Mereka sebenarnya tidak bermaksud jahat. Andrew mencuri karena ingin ibunya sembuh. Sementara Jacob..” Raja Bornsa menunjuk Jacob, “Dia hanya ingin melindungi sahabatnya, bukan dengan sengaja berbohong.”

“Sesungguhnya, aku juga bersalah karena kurang memperhatikan kesejahteraan rakyatku,” ujar Raja Bronsa. Raja mendekati Jacob dan Andrew. “Kalian berdua, maafkanlah aku,” tangan Raja memegang pundak kedua pemuda itu. “Mulai hari ini, semua pengobatan dan biaya obat untuk ibumu, akan ditanggung oleh kerajaan,” ujarnya kepada Andrew. “Peraturan ini jug aberlaku bagi semua rakyatku yang tercinta.”

Rakyat bersorak-sorai gembira.

Pencurian di Desa Bronsa - by Irena-

Tidak ada komentar: