Rabu, 23 November 2011

Rumput tetangga belum tentu lebih hijau

Beberapa hari yang lalu, dapet curhatan dari teman-teman. Kaget banget karena kehidupan teman-teman yang kupikir baik-baik saja, bahkan cenderung berkecukupan, ternyata punya banyak masalah!!! Pdahak, kukira, cuma rumah tangga-ku saja yang punya banyak masalah. Pepatah yang berbunyi : 'Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri' sepertinya harus di-update lagi. Mungkin jadi 'Rumput tetangga, kelihatannya sih lebih hijau, padahal nggak gitu juga deh...

Rumah tanggaku sendiri ya gak luput juga dari masalah. Dibilang kecil, tapi kadang bikin aku dan suamiku gak bisa tidur nyenyak juga. Tapi kalau dibilang besar, kok ternyata ada juga keluarga yang masalahnya jauh lebih besar daripada masalah keluargaku.

Dua hari ini, aku jadi banyak merenung. Yah... Intinya manusia gak luput dari masalah. Sepertinya malah, masalah yang dihadapi manusia justru malah me-manusia-kan manusia itu sendiri. Aku sih have faith kalau Tuhan menciptakan setiap manusia secara unik, lengkap dengan keunikan masalahnya masing-masing. Walau begitu, Tuhan yang maha pengasih itu gak akan nmembiarkan kita berjuang sendirian. Tuhan pasti sudah membekali setiap ciptaannya dengan senjata-senjata unik selalu siap dipakai setiap masalah ieng-iseng say hello.

Untuk teman-teman semua, mungkin cerita ini bisa menguatkan. Aku suka banget cerita ini. Aku baca cerita ini di sebuah majalah dinding komunitas Budha waktu nganterin papaku sembahyang ke vihara. Aku juga pernah pakai cerita ini untuk konseling salah satu orangtua klienku. Semoga teman-teman juga dapat pencerahan dari cerita ini.

Orang-orang Jepang terkenal karena kegemaran mereka makan ikan laut yang segar. Para nelayan Jepang, bisa berlayar berbulan-bulan lamanya untuk mendapatkan ikan-ikan segar di tengah laut. Mereka membuat sebuah bak penampungan besar di dalam kapal laut untuk menampung ikan-ikan hasil tangkapan mereka itu. Berbulan-bulan lamanya, ikan-ikan itu berenang dengan tentram di dalam bak penampungan. Ketika kapal berlabuh, baru ikan segar tersebut dijual di pasar. Sayangnya, para pembeli kurang suka dengan rasa ikan tangkapan ini. Menurut mereka, ikan tangkapan kali ini rasanya kurang gurih. Para nelayan kemudian mencari cara agar dapat membuat ikan hasil tangkapan itu tetap segar dan gurih sesampainya di darat. Mereka kemudian menaruh seekor bayi hiu di dalam bak penampungan. Sekarang, ikan-ikan tangkapan harus mempertahankan hidup mereka dari serangan si bayi hiu. Setiap hari mereka harus berjuang melawan si bayi hiu. Hasil tangkapan memang sedikit berkurang, tapi para pembeli mengatakan bahwa ikan-ikan itu sekarang rasanya sangat gurih dan enak!

Just a tought...

Ora et labora - Berdoa dan bekerja/berusaha.

Tidak ada komentar: