Rabu, 05 Oktober 2011

Patah Hati - flash fiction 061011


Cantik banget! gumamku sambil mengalihkan pandangan kepada gadis itu. Rambut panjangnya tergerai lemas di bahu. Kepalanya terangguk-angguk mengikuti melodi yang berasal dari alunan piano. Sesekali dia tersenyum lembut.
Aku mendesah pelan. Aku harus tahu nama gadis itu. Aku ingin misa*) cepat selesai, tapi pastor**) masih terus berkotbah dengan penuh semangat. Umat lain juga tampak mendengarkan dengan seksama. Apakah hanya aku saja yang tidak mendengarkan?
Gadis itu kembali mendentingkan pianonya. Tanpa sadar, aku turut bernyanyi. Biasanya aku paling anti menyanyi, tapi kali ini… rasanya berbeda.
Aah, akhirnya misa usai juga. Aku buru-buru ke luar. Sepertinya, aku umat pertama yang ke luar dari gereja. Mataku mencari ke sana ke mari. Nah, itu dia! Gadis itu berjalan ke luar dari pintu samping.
Aku ragu, tapi aku tidak mau kehilangan kesempatan ini. Kuberanikan diriku untuk menegurnya.
“Hhaai…” sapaku pelan.
“Hai.” balas gadis itu, ragu.
“Aku… boleh.. boleh kenalan?” tanyaku. Merutuki suaraku yang terdengar gagap. Semoga saja dia tidak ilfil dengan kegugupanku.
Mata indah gadis itu mengerjap. Pipinya merona merah. Aah, semakin cantik saja dia!
“Ehm…” gadis itu tampak bingung. Sungguh, dia semakin memesonaku.
“Rin.”
Gadis itu menoleh, aku juga menoleh. Seorang laki-laki tegap berjalan mantap ke arah gadis itu. Berhenti di sebelah gadis itu. Posisi berdirinya sedikit agak di depan gadis itu. Matanya menatap tajam ke arahku. Tahulah aku siapa laki-laki itu.
“Ini… kamu…?” mulut bodohku masih saja mengeluarkan pertanyaan tak berarti itu.
Gadis itu mengangguk pelan. Sorot matanya tampak meminta maaf.
 “Aku duluan ya.” ujarnya sambil melingkarkan tangannya di lengan laki-laki itu.
Aku mengangguk. Memaksa bibirku untuk membentuk seulas senyum lemah…

*) Misa: Kebaktian dalam agama Katholik
**) Pastur: Pemuka agama Katholik
Picture taken from : http://superlative1.files.wordpress.com/2007/12/broken_heart.jpg

Tidak ada komentar: